Guci, Tegal – Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, kini mulai menerapkan langkah strategis untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan. Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Guci menggagas program Zero-Waste Farming, yaitu sistem pertanian terpadu yang mengombinasikan peternakan ayam, budidaya maggot, dan pengolahan limbah organik menjadi sumber daya yang bernilai produktif.
Program ini dirancang sebagai solusi atas sejumlah tantangan yang dihadapi desa, mulai dari pengelolaan lahan subur yang masih bersifat konvensional, pemanfaatan limbah organik yang belum optimal, hingga ketergantungan peternak pada pakan pabrikan dengan harga yang tidak stabil. Dalam konsep zero-waste ini, sisa sayuran diolah menjadi pakan maggot Black Soldier Fly, maggot dimanfaatkan sebagai pakan ayam petelur, dan kotoran ayam diubah menjadi pupuk organik untuk menyuburkan lahan pertanian.
Anggaran yang dialokasikan mencapai Rp124,77 juta, mencakup pembangunan kandang ayam petelur, fasilitas budidaya maggot, gudang pakan, instalasi air dan listrik, serta peralatan pendukung lainnya. Seluruh infrastruktur ini akan dilengkapi dengan pelatihan bagi warga, sehingga setiap tahapan produksi dapat berjalan maksimal sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat.
Dalam dokumen perencanaan, kandang ayam dirancang kokoh dengan ventilasi cukup untuk sirkulasi udara, dan bagian dalam menggunakan rak baterai bertingkat untuk memudahkan pemeliharaan. Kandang maggot memiliki rak empat tingkat dengan bak penampung limbah organik yang ditempatkan strategis.
Terdapat juga diagram usaha tani terpadu yang menunjukkan alur dari limbah organik, budidaya maggot, peternakan ayam, produksi telur, hingga pengolahan pupuk yang kembali ke lahan.
Program Zero-Waste Farming diharapkan menjadi model pengelolaan sumber daya yang efisien, bersih, dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan pendapatan warga, dan menginspirasi desa lain